Kamis, 09 April 2015

Diriku yang Akan dan Sedang Membangun tentang Teori Learning Trajectory


Diriku yang Akan dan Sedang Membangun tentang Teori Learning Trajectory
Mempelajari Learning Trajectory bermula dari bagaimana kita dapat mengerti diri kita sendiri untuk dapat mengerti orang lain. Manusia memiliki banyak sekali keterbatasan sehingga perlu untuk banyak membaca agar semakin kaya pengetahuannya. Manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Manusia adalah makhluk yang terbatas, sehingga perlu untuk memiliki sopan dan santun dalam ruang dan waktu. Tiadalah manusia yang dapat mencapai absolutism kecuali orang-orang yang dikehendaki. Rasulullah SAW merupakan manusia yang sempurna, akhlaknya sempurna karena Rasulullah senantiasa menjadaptkan bimbingan langsung dari Allah SWT. Kita sebagai manusia biasa patutlah untuk meniru segala kebaikan budi pekertinya. Agar kita semakin dapat sopan dan santun dalam ruang dan waktu.
Kita sebagai manusia perlu memelihara dan menjaga diri agar dapat sopan dan dan santun dalam ruang dan waktu. Beberapa falsafah hidup yang penting kita renungi yaitu yaitu manusia sebenarnya bukanlah makhluk yang sempurna, maka sebenar-benarnya hidup, sempurna didalam ketidaksempurnaannya. Kelebihan didalam kekurangannya itulah sebenar-benar hidup. Merdeka didalam keterbatasannya itulah sebenar-benar hidup. Sosial didalam individualitasnya itulah sebenar benar hidup. Ikhtiar didalam takdirnya, takdir didalam ikhtiarnya. Sehingga perlunya menjaga hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama. Falsafah hidup yang selanjutnya yaitu keseimbangan/selaras. Diam didalam geraknya (kelihatan diam tapi berdoa, konsentrasi, waspada). Gerak didalam diamnya.
Beberapa hal yang telah disebutkan diatas adalah suatu proses dimana kita dapat mengerti diri kita sendiri. Ketika kita telah mengerti mengenai diri kita sendiri maka akan menjadi modal bagi kita untuk bisa mengerti orang lain. Sebagai seorang guru maka menjadi sebuah keharusan bahwa kita harus mengerti siapa sebenarnya siswa dan mengerti mengenai bagaimana karakteristiknya. Sehingga Sopan dan santun dalam ruang dan waktu dalam konteks ini yaitu mengerti potensi didalam keterbatasannya. Mengerti batasan didalam mengembangkan potensinya. Kita perlu memahami bahwa siswa juga memiliki keterbatasan sama hal nya kita sebagai orang dewasa juga memiliki keterbatsan.  Karena ketetapan yang absolut itu hanya ada pada kuasa Tuhan. Hakikat anak kecil memang tidak bisa menjawab. Hakikat anak kecil itu keliru karena memang sedang belajar. Didalam filsafat kita mengenal aliran falibisme, maka jika siswa itu salah maka benar. Sehingga kita perlu membekali diri untuk banyak membaca agar semakin memperkaya pengetahuan diri untuk dapat mengerti karakteristik dari siswa.
Didalam learning trajectory terdiri atas empat komponen diantaranya Material, formal, normatif dan spiritual. Keempat komponen ini akan saling terkait dan saling melengkapi satu dengan lainnya. Bentuk skema dari learning trajectory sebagai berikut:


 
1.    Material
Di dalam pembelajaran guru perlu untuk mempersiapkan segenap perangkat pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran. Tidak sekedar menyiapkan perangkat pembelajaran yang bersifat formal namun juga meperhatikan bagaimana fisik (artefak) serta lingkungan (budaya) setempat. Segala bentuk perangkat pembelajaran tersebut dapat digali dan dibuat dengan berdasarkan teori-teori yang ada. Sehingga ada dasar bagi kita dalam menyusun perangkat pembelajaran yang sesuasi dengan karakteristik masing-masing peserta didik. Kesemuanya itu dapat kita gali pula melalui perekaman video yang dapat kita jadikan bahan refleksi perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
2.    Formal
Siswa sebagai warga negara segala bentuk kebutuhannya telah diatur oleh undang-undang maupun peraturan negara lainnya. Sehingga segala bentuk hak mulai dari pendidikan, kesejahteraan serta kecerdasannya telah diatur oleh Negara. Didalam kerangka formal terdiri atas:
a.    UUD 45 dan Pancasila
b.    Undang-undang
c.    Peraturan Pemerintah
d.   Kurikulum
e.    Silabus
f.     Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
g.    Lembar Kerja Siswa (LKS)
Hal-hal yang telah disebutkan di atas menjadi dasar bagi kita untuk meneliti dan mengerti bagaimana kedudukan siswa secara teori maupun prakteknya. Ketika kita telah mengerti dasar-dasarnya maka ketika akan menyusun perangkat pembelajaran pun kita tidak asal, namun telah mengkaji teori dan peraturan yang telah ditetapkan dari berbagai literatur yang ada. Dari sinilah maka begitu pentingnya kita untuk banyak membaca referensi melalui berbagai media yang telah banyak tersedia.
3.    Normatif
Sebagai seorang guru tentu saja memiliki amanah dan tanggung jawab yang besar dalam mengajar dan membimbing peserta didik. Setiap hari kita berinteraksi dengan peserta didik dan setiap hari pula ada saja hal dapat kita kaji atau bahkan kita jadikan sebagai sebuah penelitian. Pengkajian maupun penlitian dapat kita lengkapi dengan referensi-referensi kemudia kita pun dapat menjadikannya dalam bentuk sebagai berikut:
a.       Buku
b.      Makalah Ilmiah
c.       Penelitian
d.      Jurnal
e.       Filsafat
Filsafatnya menyangkut hakekatnya, metodenya serta etik dan estetikanya. Secara hakekatnya kita mengenal adanya wadah dan isi. Didalam wadah pasti ada isi dan didalam isi pasti ada wadahnya. Keduanya saling melengkapi tidak bisa dipisah – pisahkan. Skema nya adalah sebagai berikut:



Individu sebagai makhluk yang unik memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Begitupun peserta didik yang satu memiliki perbedaan dengan peserta didik lainnya. Sehingga penanganannya pun berbeda-beda. Didalam sintak diharapkan kita dapat berhirarki untuk meperoleh sebuah pengetahuan.
Kita pun dapat belajar dari guru-guru di Jepang yang sering memuat hasil dari apa yang didapatnya dikelas dituangkan dalam bentuk tulisan yang dimuat dalam jurnal-jurnal ilmiah. Sehingga banyak orang yang dapat membacanya kemudian mengkajinya bahkan menjadikannya referensi. Tentu saja ketika akan membangun sebuah penelitian maka bermula dari teori-teori yang ada. Dalam menyusun RPP kita pun perlu mengkaji teori, atas dasar apa kita mengajar, dari teori yang mana kita mengajar. Misalnya mengajar matematika kita boleh saja memilih teorinya Bruner, Vygotski dan tidak pula melupakan teorinya Bloom maupun Piaget. Semuanya itu dapat kita jadikan pedoman untuk penyusunan RPP.
Didalam Learning Trajectory kita juga harus memahami bahwa anak Paud, SD, SMP, SMA serta orang tua/dewasa memiliki cara berpikir masing-masing sehingga dalam pengajarannya pun berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat berpikir mereka. Pembelajaran Pedagogi berbeda dengan pembelajaran pada andragogi, jangan sampai kita menyamakan antara anak SD dengan diri kita karena tentu saja hal ini akan menyiksa siswa. Tapi lihatlah diri siswa itu sendiri.
4.    Spiritual
Didalam ranah spiritual kita juga jangan sampai melupakan adanya syariat, hakikat serta ma’rifat. Allah telah mengatur segala sesuatu kehidupan manusia, syariat telah ditentukan dan disampaikan oleh para utusan Allah maka kita pun berusaha untuk menjalaninya. Begitupun secara hakikat dan ma’rifatya. Kesemuanya telah dibahas di atas adalah untuk membangun Hermenetika Learning Trajectory yang dapat digambar dalam bentuk spiral sebagai berikut:
                                         Hermenetika Learning Trajectory


 
Setiap titik di dalam hermenetika Learning Trajectory mengandung titik-titik yang dibagi-bagi lagi meliputi hal-hal yang membangun hidup, menyadarkan akan ruang dan waktu serta sebuah rutinitas oleh diri dalam sebuah kebersamaannya.
Di dalam membangun Learning Trajectory diharapkan untuk selanjutnya kita dapat membangun Teaching Trajectory, pembelajaran yang sesuai yaitu melalui Lesson Study (pembelajaran secara terbuka). Dari pembelajaran kita masing-masing dan di sekolah kita masing-masing, kita dapat menyusun laporan maupun penelitian studi kasus, Penelitian Tidakan Kelas maupun eksplorasi. Yang terpenting dalam pelaksanaan Teaching Trajecktory kita dapat menyusun laporan dan yang terpenting dari penelitian kita dapat menyusun proposalnya. Dari sinilah maka mulai dari sekarang kita harus peduli dengan keadaan peserta didik kita. Hidup itu penuh dengan ikhtiar dalam kodratnya. Sebenar-benar belajar adalah membangun sehingga tugas guru adalah memfasilitasi siswa untuk membangun.


2 komentar:

  1. raft titanium - Titanium Art - The T-Rex - T-Rex - T-Rex
    This is titanium nipple barbells a great toy titanium properties for kids. titanium exhaust It's a classic looking dinosaur-inspired design, which includes titanium ring for men a whole bunch titanium white of dinosaur $21.99 · ‎In stock

    BalasHapus